Jakarta, Otomotif – Suzuki Katana, mobil bermesin 1.000 cc yang pernah populer di Indonesia, menggunakan sistem pengapian kapasitor discharge ignition (CDI) untuk menghasilkan percikan api yang membakar campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar. Namun, tidak semua generasi Suzuki Katana menggunakan sistem pengapian CDI.
Generasi Pertama Suzuki Katana (1985-1992)
Suzuki Katana generasi pertama, yang dikenal dengan kode bodi SJ410, masih menggunakan sistem pengapian konvensional dengan platina. Sistem ini bekerja dengan mengandalkan dua buah kontak platina yang membuka dan menutup secara mekanis untuk menghasilkan percikan api.
Generasi Kedua Suzuki Katana (1992-2006)
Pada tahun 1992, Suzuki Katana generasi kedua mengalami perubahan signifikan, termasuk pada sistem pengapilannya. Generasi kedua Katana, yang dikenal dengan kode bodi SJ413, mulai menggunakan sistem pengapian CDI.
Sistem pengapian CDI pada Suzuki Katana generasi kedua bekerja dengan menggunakan kapasitor yang menyimpan energi listrik. Ketika kapasitor dilepaskan, energinya akan dihantarkan ke koil pengapian dan menghasilkan percikan api yang lebih besar dibandingkan sistem platina.
Perbedaan Pengapian CDI dan Platina
Sistem pengapian CDI memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem platina, antara lain:
- Percikan api yang lebih besar: Sistem CDI menghasilkan percikan api yang lebih besar dan lebih konsisten, sehingga pembakaran di ruang bakar menjadi lebih efisien.
- Mesin lebih bertenaga: Percikan api yang lebih besar menghasilkan pembakaran yang lebih baik, sehingga tenaga mesin meningkat.
- Emisi lebih rendah: Pembakaran yang lebih efisien juga mengurangi emisi gas buang.
- Masa pakai lebih lama: Komponen sistem CDI umumnya memiliki masa pakai yang lebih lama dibandingkan komponen sistem platina.
Perawatan Pengapian CDI Suzuki Katana
Seperti halnya komponen lainnya, sistem pengapian CDI pada Suzuki Katana juga memerlukan perawatan rutin agar tetap berfungsi dengan baik. Berikut beberapa tips perawatan pengapian CDI Suzuki Katana:
- Periksa koil pengapian: Periksa koil pengapian secara berkala untuk memastikan tidak ada kabel yang putus atau aus.
- Bersihkan busi: Busi yang kotor atau aus dapat mengganggu pengapian. Bersihkan atau ganti busi secara teratur sesuai rekomendasi pabrikan.
- Ganti kabel busi: Kabel busi yang rusak atau aus dapat mengurangi kekuatan percikan api. Ganti kabel busi secara berkala sesuai rekomendasi pabrikan.
- Periksa kapasitor: Kapasitor yang rusak atau lemah dapat menyebabkan masalah pengapian. Periksa kapasitor menggunakan multimeter atau bawa ke bengkel resmi untuk pengujian.
Kesimpulan
Suzuki Katana mulai menggunakan sistem pengapian CDI pada generasi kedua yang diproduksi pada tahun 1992. Sistem pengapian CDI menawarkan beberapa kelebihan dibandingkan sistem platina, seperti percikan api yang lebih besar, mesin lebih bertenaga, emisi lebih rendah, dan masa pakai lebih lama. Dengan perawatan rutin, sistem pengapian CDI pada Suzuki Katana akan tetap berfungsi dengan baik dan memastikan performa mesin yang optimal.
Tinggalkan komentar