NU dan Civic: Kajian Komprehensif

Fery Himawan

30 Juni 2025

3
Min Read

Pendahuluan

Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, mempunyai peran penting dalam membentuk perilaku sipil (civic) masyarakat. Kajian seputar hubungan antara NU dan civic telah menarik minat para akademisi dan pemerhati sosial selama bertahun-tahun. Artikel ini mengulas secara mendalam kajian seputar hubungan NU dan civic, meliputi aspek historis, doktrinal, dan pengaruhnya terhadap perilaku masyarakat.

Aspek Historis

NU didirikan pada tahun 1926 dengan tujuan awal untuk membendung pengaruh Wahabisme dan mempertahankan tradisi Islam Nusantara. Namun, seiring waktu, NU juga terlibat aktif dalam gerakan sosial dan politik Indonesia. Pada masa kemerdekaan, NU mendirikan Partai NU yang memainkan peran penting dalam pembentukan negara Indonesia.

Keterlibatan NU dalam bidang politik dan sosial terus berlanjut hingga masa Orde Baru. Pada masa ini, NU menjadi salah satu kelompok penyeimbang pemerintah yang mengusung ideologi Pancasila. NU juga aktif memperjuangkan hak-hak masyarakat, seperti kebebasan beragama dan demokrasi.

Aspek Doktrinal

Doktrin NU sangat menekankan pentingnya toleransi, pluralisme, dan moderasi dalam beragama. Prinsip-prinsip ini sejalan dengan nilai-nilai civic, seperti menjunjung tinggi hak asasi manusia, menghargai perbedaan, dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat.

Fikih NU mengajarkan bahwa seorang Muslim mempunyai kewajiban untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan berpartisipasi dalam pembangunan negara. Kewajiban ini tercermin dalam program-program sosial dan pendidikan yang dijalankan oleh NU.

Pengaruh pada Perilaku Masyarakat

Kajian empiris menunjukkan bahwa anggota NU cenderung memiliki perilaku civic yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Edukasi agama di pesantren NU: Pesantren NU mengajarkan pentingnya terlibat dalam masyarakat dan berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.
  • Kepemimpinan ulama NU: Ulama NU seringkali menjadi panutan bagi masyarakat dan memberikan teladan perilaku civic.
  • Program sosial NU: Program-program sosial NU, seperti pengobatan gratis dan pemberdayaan ekonomi, membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama.

Kontroversi dan Tantangan

Meskipun memiliki pengaruh positif pada perilaku civic masyarakat, NU juga menghadapi beberapa kontroversi dan tantangan. Salah satu kontroversi adalah mengenai keterlibatan NU dalam politik. Beberapa pihak berpendapat bahwa keterlibatan NU dalam politik dapat merusak independensinya dan mengalihkan fokusnya dari masalah keagamaan.

Tantangan lain yang dihadapi NU adalah bangkitnya kelompok-kelompok Islam konservatif yang mengusung paham yang bertentangan dengan nilai-nilai civic. Kelompok-kelompok ini semakin berpengaruh di kalangan masyarakat, terutama di media sosial.

Rekomendasi

Untuk memperkuat peran NU dalam membangun masyarakat civic, beberapa rekomendasi dapat diajukan:

  • Pendidikan agama yang komprehensif: Pendidikan agama di pesantren dan sekolah-sekolah NU harus terus menekankan pentingnya toleransi, pluralisme, dan demokrasi.
  • Kepemimpinan yang inspiratif: Ulama NU perlu terus memberikan teladan perilaku civic dan menginspirasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.
  • Program sosial yang berkelanjutan: Program sosial NU harus diperluas dan diperkuat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama.
  • Dialog dengan kelompok Islam konservatif: NU perlu melakukan dialog dengan kelompok-kelompok Islam konservatif untuk mencari titik temu dan mencegah polarisasi masyarakat.

Kesimpulan

NU mempunyai peran penting dalam membentuk perilaku civic masyarakat Indonesia. Doktrin NU yang menekankan toleransi, pluralisme, dan partisipasi aktif sejalan dengan nilai-nilai civic. Kajian empiris menunjukkan bahwa anggota NU cenderung memiliki perilaku civic yang lebih tinggi. Namun, NU juga menghadapi beberapa kontroversi dan tantangan, seperti keterlibatan dalam politik dan bangkitnya kelompok Islam konservatif. Untuk memperkuat peran NU dalam membangun masyarakat civic, diperlukan pendidikan agama yang komprehensif, kepemimpinan yang inspiratif, program sosial yang berkelanjutan, dan dialog dengan kelompok Islam konservatif.

Related Post

Tinggalkan komentar